KUTAI BARAT – Sebagai bentuk tanggung jawab keumatan dan upaya edukasi syariat, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kel. Sumber Sari, Kec. Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, menggelar pengajian sekaligus praktik tata cara pengurusan jenazah pada hari Minggu (2/11).
Kegiatan ini bertujuan untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan yang benar, dalam menjalankan kewajiban kolektif umat Islam terhadap saudaranya yang meninggal dunia.
Ketua PAC LDII Sumber Sari Barong Tongkok Musimin mengatakan, kegiatan ini merupakan wujud nyata kepedulian LDII untuk mencetak generasi yang tidak hanya paham teori, tetapi juga siap dan terampil dalam praktik keagamaan.
“Mengurus jenazah adalah penghormatan terakhir kita kepada sesama Muslim. Pelatihan ini penting agar setiap warga mampu melaksanakannya dengan benar, tenang, dan penuh khidmat sesuai tuntunan syariat,” ujarnya.
Kegiatan yang diikuti oleh warga LDII dan masyarakat sekitar ini memadukan sesi teori dan praktik langsung. Para peserta diajarkan empat tahapan utama dalam pengurusan jenazah, yaitu memandikan, mengafani, menyalatkan, dan menguburkan.


Praktik Memandikan dan Mengafani Jenazah yang Benar
Dalam sesi praktik, para peserta dibimbing oleh Ustaz Suwarno secara detail mengenai tata cara memandikan jenazah, sebuah proses yang menekankan pada kebersihan dan penghormatan.
Ustaz Suwarno menjelaskan langkah-langkah penting sebagai berikut:
- Menjaga Aurat Jenazah: Jenazah diletakkan di tempat yang lebih tinggi dan auratnya senantiasa ditutup kain.
- Membersihkan Najis: Tubuh jenazah dibersihkan dari segala kotoran. Instruktur mempraktikkan cara menekan perut jenazah dengan lembut untuk membantu mengeluarkan sisa najis, yang kemudian dibersihkan hingga tuntas.
- Mensucikan dengan Tertib: Proses memandikan diutamakan dari anggota tubuh sebelah kanan, dilakukan sebanyak tiga kali atau lebih dalam hitungan ganjil jika diperlukan, dengan menggunakan air bersih yang dicampur daun bidara atau sabun.
Setelah jenazah suci dan kering, pelatihan dilanjutkan dengan proses mengafani. Para peserta mempraktikkan langsung cara memotong, membungkus, dan mengikat kain kafan dengan cara yang sederhana namun penuh kehormatan.
Kain kafan putih dipotong sesuai ukuran tubuh, diberi wewangian non-alkohol seperti kapur barus, dan dibungkuskan secara berlapis.
“Untuk jenazah pria disunnahkan tiga lapis kain, sedangkan untuk wanita lima lapis. Tali pengikat dibuat secukupnya, biasanya di lima titik utama, tanpa berlebihan. Tujuannya adalah menjaga aurat dan kemuliaan jenazah,” jelas Ustaz Suwarno.
Kegiatan ini mendapat apresiasi tinggi dari para peserta. Salah seorang di antaranya, mengungkapkan rasa syukurnya.
“Selama ini saya hanya mendengar teorinya, tapi sekarang saya lebih percaya diri karena sudah praktik langsung. Ini adalah ilmu yang sangat berharga dan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat,” tuturnya.
Melalui pelatihan ini, diharapkan warga di PC LDII Kec. Barong Tongkok memiliki kesadaran dan kesiapan dalam melaksanakan syariat Islam semakin meningkat.
Dengan demikian, ketika ada warga yang meninggal dunia, pengurusannya dapat dilakukan dengan cepat, benar menurut syariat Islam, dan penuh dengan rasa hormat sebagai bentuk penguatan ukhuwah Islamiyah.
(SA/LINES)
