SAMARINDA – Setelah seharian penuh menyerap ilmu dalam Pelatihan Kesekretariatan dan Keprotokolan, puluhan peserta dari DPD LDII se-Kalimantan Timur mendapatkan kejutan yang tak terduga. Panitia mengajak “healing tipis-tipis”, menyusuri keindahan Sungai Mahakam.
Kesempatan ini tentu bukan sekadar wisata, apalagi jalan-jalan sore menyusuri sungai bersama ikan pesut, tetapi menjadi babak baru yang diharapkan akan mempererat ikatan persaudaraan menjalankan roda organisasi.
Dari Ruang Pelatihan, Pindah Sejenak di Dek Kapal
Sabtu sore, 15 November 2025, suasana serius di ruang pelatihan berganti riang gembira, persis semboyan pokja Lines, amal saleh dengan gembira. Pasalnya, usai menerima materi dari para narasumber DPP dan DPW LDII Kaltim, para peserta bergegas menuju Dermaga Pasar Pagi Samarinda.
Meski sempat diwarnai gerimis dan area dermaga yang sedang direnovasi, semangat para peserta tak mudah luntur, apalagi terbang ke udara. Mereka justru semangat dan riang gembira.
Tepat pukul 17.00 WITA, rombongan menaiki Kapal Wisata Silaq Maran. Kapal dua lantai yang megah ini siap membawa lebih dari 100 penumpang menyusuri sungai paling ikonik di Kalimantan Timur.
Suasana makin semarak ketika hadir alunan syahdu organ tunggal. Tampak seorang biduan menghibur sepanjang perjalanan, menyusuri sungai semakin romantis, berjalan pelan persis seolah masuk rombongan kapal ponton mengangkut batu bara.
Tampak jajaran pengurus, seperti pengurus DPP LDII H. Supriasto dan Ketua DPW LDII Kaltim Prof. H. Krishna P. Candra, menikmati suasana sungai senja bersama peserta. Keduanya akrab dengan seluruh peserta, melebur menjadi bagian tak terpisahkan.




Dramaturgi di Atas Kapal
Sebagian peserta mengaku baru pertama kalinya menikmati pesona Mahakam. Menikmati pemandangan mahal, Jembatan Mahakam yang ikonik, lalu lalang kapal ponton, dan siluet kota Samarinda di kala senja menjadi latar yang sempurna.
Namun, alam punya skenarionya sendiri. Hujan deras tiba-tiba mengguyur. Penumpang yang semula asyik masyuk menikmati pemandangan di lantai dua, terpaksa turun demi keamanan. Suasana sedikit tegang.
“Saya langsung cari pelampung, khawatir kapal oleng,” kata peserta dari Balikpapan, yang disambut gelak tawa rekan-rekannya.
Meski begitu, situasi panik tidak berlangsung lama. Sebagian peserta memilih menikmati dengan cara masing-masing. Ada yang asyik ngobrol sambil ngopi, sementara yang lain ikut bernyanyi bersama penyanyi organ tunggal.
Suasana menjadi lebih cair ketika salah satu peserta maju dan menyumbangkan suara merdunya dengan lagu Jawa. Sontak, suasana gemuruh, rupanya banyak yang ikut bergoyang dan bersenandung.
Lebih dari Sekadar Wisata
Hampir dua jam kapal berlayar menyusuri Mahakam. Peserta tampak ada yang merasa haru, rasa cemas, dan tawa bahagia campur aduk cekikikan ketika kapal Silaq Maran kembali merapat ke dermaga.
Para peserta turun bukan hanya dengan wajah yang lebih segar, tetapi juga dengan cerita baru yang mungkin bisa jadi akan mereka kenang. Suatu saat, mereka akan datang kembali bersama keluarganya.
Kegiatan susur sungai ini menjadi kenangan indah di tengah agenda padat dan bukan sekadar hiburan. Tetapi menjadi sarana membangun ikatan batin, melepas sekat, dan menciptakan kenangan indah bersama.
Perjalanan di atas Sungai Mahakam sore itu menjadi penutup yang manis dari rangkaian pelatihan, meninggalkan jejak cerita yang tak kalah berharga dari materi yang mereka dapatkan di dalam ruangan.
(Wildan/LINES)

Terus ber INOVASI untuk regenerasi kaderisasi.
Top LDII kaltim
Wisata rasa nano-nano.
Mantap lancar barokah.