Neni Moerniaeni: Pelatihan Jurnalistik LDII Bantu Bontang Kurangi Angka Pengangguran
BONTANG – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LDII Kalimantan Timur sukses menghelat Pelatihan Jurnalistik Fotografi dan Videografi. Pelatihan yang dipusatkan di Pondok Pesantren Harmoni Gunung Telihan Kota Bontang ini berlangsung selama tiga hari, diawali Jumat (25/1) malam dan berakhir Minggu (27/1) siang.
Pelatihan bertema Mencetak Wartawan Muda yang Andal dan Religius bagi Pembangunan Karakter Bangsa yang Berakhlaqul Karimah ini diikuti 50 orang peserta. Mereka berasal dari utusan sembilan DPD LDII kabupaten kota di Kalimantan Timur. Antara lain dari Samarinda, Balikpapan, Penajam Paser Utara, Paser, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, Berau, dan Bontang sebagai tuan rumah.
Wali Kota Bontang Hj Neni Moerniaeni secara simbolis membuka pelatihan pada Sabtu (26/1) pagi. Turut menyaksikan Ketua Komisi II DPRD Ubaya Bengawan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Imam Hambali, Kapolres AKBP Siswanto Mukti diwakili Kasubbag Humas Polres Iptu Suyono, Dandim Letkol Arm Eko Pristiono, serta undangan dan pejabat lainnya.
Dalam sambutannya, Neni Moerniaeni berterima kasih kepada LDII ikut mendukung program pemerintah Kota Bontang dalam rangka mengurangi angka pengangguran melalui pelatihan jurnalistik.
“Saya juga mengapresiasi, karena dari acara ini bisa membantu mengurangi angka kemiskinan, yaitu dengan memberikan keterampilan-keterampilan yang nantinya bisa digunakan untuk mencari pekerjaan sehingga dengan berkurangnya angka pengangguran maka angka kemiskinan juga bisa berkurang,” tuturnya.
Ia berharap, dengan SDM yang andal dan religius di bidang jurnalistik dapat membantu persebaran informasi yang baik dan mengurangi berita-berita yang tidak benar atau hoaks.
“Kita semua berharap pelatihan ini akan mencetak wartawan muda yang andal dan religius bagi pembangunan karakter bangsa serta sebagai media informasi bagi masyarakat Kota Taman,” tutur Bunda Neni, sapaan akrabnya.
Sejalan dengan itu, Ketua DPW LDII Kalimantan Timur Prof Dr Krishna Purnawan Candra MS mengungkapkan perkembangan profesi penulis.
“Saat ini lagi trennya bekerja sebagai freelance writer atau penulis lepas yang sengaja dibayar untuk mengisi konten website. Sehingga dari acara ini, selain bisa untuk mendorong generasi muda untuk berkontribusi di organisasi, tetapi juga untuk kemampuan pribadi,” tuturnya.
Pada kesempatan ini, Krishna memberikan perhatian khusus terkait pelestarian lingkungan dan bahaya sampah plastik. Ia berharap, seluruh peserta terlibat memberikan edukasi melalui karya jurnalistik kepada masyarakat agar bergerak dalam tindakan nyata melestarikan lingkungan di sekitarnya.
“Seperti pada saat kegiatan pelatihan ini, panitia membagikan botol minum kepada masing-masing peserta dengan tujuan mengurangi sampah plastik dari kemasan minuman air mineral,” ujar Krishna. Dengan praktik tersebut akan menjadi pengingat dan pelajaran penting untuk diterapkan dalam kegiatan sehari-hari.
Selain itu, Krishna juga berharap kepada seluruh peserta maupun pengurus DPD setempat dapat meningkatkan pemanfaatan media massa maupun website untuk menyebarkan kegiatan-kegiatan positif di daerahnya.
Pelatihan Jurnalistik dan Media
Pelatihan Jurnalistik ini merupakan kegiatan yang kedua kalinya setelah kegiatan serupa diadakan di Kota Balikpapan, 16-17 Desember 2017 yang lalu. Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) di bidang komunikasi, informasi, dan media massa.
Pada kesempatan kali ini, panitia mengundang jurnalis profesional dan praktisi media sebagai narasumber. Mereka antara lain Koordinator Biro Komunikasi Informasi dan Media (KIM) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LDII Ludhy Cahyana, jurnalis Kaltim Post Raymond Chouda, praktisi video dan fotografi dari LNG TV Panca Purnama, serta Koordinator Biro KIM DPW LDII Kalimantan Timur Subur Anugerah.
Dalam paparannya, Ludhy memberikan materi seputar kiat-kiat menulis Straigth News dan Foto Jurnalistik. Sebagai jurnalis di beberapa media besar di tanah air, ia bukan saja memberikan teori dasar-dasar jurnalistik, tetapi mengajak peserta melakukan latihan meliput. Peserta melakukan praktik langsung mengejar dan mewawancarai narasumber serta mengambil foto.
Di akhir sesi, panitia mengganjar hadiah kepada tiga kelompok peserta yang mendapatkan penilaian tinggi.
“Catatan penting setiap kelompok mampu membuat berita yang kronologis dan rapi, juga beberapa fotonya bagus-bagus, yang kurang hanya dari sisi tanda baca dan EYD. Kalau diberi nilai skala 80-10,” tutur Ludhy.
Salah satu peserta yang mendapat hadiah, Mifta, merasa senang berbagi foto-foto kebahagiaan. “Alhamdulillah, kelompok saya juara dua dari segi foto dan bahasa, katanya sudah lumayan,” pungkas peserta bidang fotografi dari Balikpapan ini. (Mifta/Kiko/Yasin/Lito/Hanif/LINES)
Foto-foto dokumentasi.