Jamintel Kejagung RI Kunjungi LDII Kaltim: Orang Sudah Baik Kenapa Masih Dijauhi?
SAMARINDA – Direktur Sosial Kemasyarakatan (B) Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejaksaan Agung RI Ricardo Sitinjak, SH, MH bersama Kasi Sosial, Budaya dan Kemasyarakatan Asintel Kejati Kaltim I Gede Eka Sumahendra, S.H dan rombongan bertemu dengan Ketua DPW LDII Kaltim Prof. Dr. Ir. Krishna P Candra dan jajaran. Pertemuan berlangsung di Wisma Tamu Ponpes Al Aziziyah, Samarinda, Selasa (11/4).
Dalam pertemuan itu, Ricardo Sitinjak mengatakan beberapa hal terkait pembinaan organisasi masyarakat (ormas). Menurutnya, ormas seperti LDII memerlukan dukungan pemerintah RI lebih kuat mengingat mampu memberikan kontribusi yang luas dampaknya bagi pembangunan bangsa dan negara.
Dukungan pemerintah RI di antaranya adalah mampu menjembatani aspirasi masyarakat secara konstruktif dengan cara yang baik dan menjadi mitra strategis pemerintah. Dengan dukungan tersebut, pemerintah mengimbau agar organisasi masyarakat Islam harus memiliki pemahaman ideologi yang sama.
“Seharusnya dengan perbedaan ini menjadi satu kerangka yang utuh, bukan terpisah, sehingga kuat,” tutur Jamintel Kejagung Ricardo Sitinjak, yang pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakajati) Banten dan Kejari Solo ini.
Menurut Ricardo, LDII memiliki orang-orang pandai dalam ilmu agama dan urusan lainnya serta mampu beradaptasi dengan baik di lingkungannya sehingga semakin besar jumlah anggotanya. Tidak diragukan lagi, LDII selama ini berkontribusi untuk masyarakat dan bangsa.
“Saya kenal baik LDII dan segala aktivitasnya, maka ini perlu didukung semua pihak, bukan dijauhi, bahkan dimusuhi,” tutur Ricardo. Persoalan yang muncul di masyarakat terkait dengan tempat ibadah, menurut Ricardo timbul akibat lemahnya komunikasi sehingga terjadi kesalahpahaman.
“LDII membangun tempat ibadah bukan untuk eksklusif, tetapi ingin menata lingkungannya agar terbentuk dengan baik,” tuturnya. Dengan adanya pembangunan tersebut, LDII membutuhkan tempat yang lebih luas dari kondisi yang ada sebelumnya.
“Saya tahu LDII, Pak Jokowi saja dekat sejak ada di Solo sampai sekarang. Saya tahu hal ini karena pernah bertugas di Solo. Banyak tokoh yang mendapat doa dari LDII dan berhasil,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Ricardo berharap ke depan persoalan dengan organisasi masyarakat lainnya dapat dipahami sebagai keberagaman dan keindahan. “Saya Kristen, tetapi saya juga tahu Islam. Perbedaan yang ada di antara kita itu indah, kemudian dirangkai menjadi satu, utuh, sehingga kuat,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua DPW Prof Candra memperkenalkan beberapa kegiatan yang dilakukan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) LDII, terutama di Kota Samarinda yang dihadiri maupun diresmikan oleh pejabat pusat dan daerah.
“Rusun Santri Al Aziziyah dibangun dengan dua lantai dengan kapasitas 80 orang telah diresmikan Gubernur Kaltim H. Isran Noor tahun 2022 yang lalu,” tutur Prof. Candra. Ia menambahkan, menyusul Gedung Baru SMA Budi Luhur lima lantai di bawah Yayasan PPI Hud, di bawah naungan LDII yang juga telah diresmikan oleh Wakil Gubernur Kaltim H. Hadi Mulyadi pada tanggal 11 Juli 2022 yang lalu.
Prof. Candra mengatakan berbagai kegiatan tersebut digelar dalam rangka pembinaan umat Islam khsusnya warga LDII.
“LDII tersebar di sembilan kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Timur, kecuali Kabupaten Mahulu yang mayoritas penduduknya Non Muslim,” tuturnya.
Menurutnya, LDII selalu berupaya mendukung program pemerintah dalam berbagai bidang, tidak saja pembinaan keagamaan, tetapi juga kegiatan sosial kemasyarakatan, pendidikan, pemberdayaan ekonomi umat, dan kerjasama bidang olahraga seperti bersama dengan IPSI Kaltim, Persinas Asad, dan Senkom Mitra Polri.
“LDII berkontribusi dalam bidang pendidikan dengan pendirian beberpaa sekolah boarding, jenis sekolah karakter, disamping pondok pesantren, dan kepramukaan dan pengembangan ekonomi syariah bekerjasama dengan BSI,” tambah Prof. Candra, Guru Besar Universitas Mulawarman Samarinda ini.
Menanggapi pemaparan Prof. Candra, Ricardo berharap bahwa ada kerjasama lanjutan setelah pertemuan pertama ini. “Mari jalin kerjasama kolaborasi dengan program kejaksaan seperti Jaksa Masuk Pesantren,” tutur Ricardo Sitinjak.
“Saya akan minta Kejati Kaltim mempersiapkan kerjasama ini, karena banyak manfaatnya bagi semua pihak,” tutup Dirjamintel Kejagung Ricardo.
(Wildan/LINES)