Pelatihan Bantuan Hidup Dasar LDII: Tingkatkan Kesehatan Pesantren dan Masyarakat
Kediri – Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-60, DPP LDII bekerja sama dengan Forum Komunikasi Kesehatan Islam (FKKI) menggelar Pelatihan Skill Bantuan Hidup Dasar di Pondok Pesantren Wali Barokah, Kota Kediri, Jawa Timur.
Pelatihan ini diselenggarakan pada Sabtu (30/11), dengan tujuan meningkatkan kualitas kesehatan di pesantren dan masyarakat luas.
Ketua Pondok Pesantren Wali Barokah (PPWB), KH Sunarto, mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi motivasi tambahan bagi para pengurus pesantren untuk terus meningkatkan kualitas kesehatan.
“Kegiatan tersebut menjadi tambahan motivasi para pengurus pesantren agar lebih semangat dalam meningkatkan kualitas kesehatan pesantren,” ujarnya.
Ia menambahkan, kesehatan adalah elemen penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Tidak ada artinya kalau tidak didukung kesehatan yang memadai,” katanya. Sebagai upaya mendukung hal tersebut, PPWB membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak yang peduli terhadap isu-isu kesehatan.
Ketua DPP LDII Bidang Pengabdian Masyarakat, Rubiyo, menyampaikan bahwa Bulan Bakti Kesehatan Nasional telah dimulai sejak awal November. Berbagai program seperti pelatihan, penyuluhan, hingga donor darah diadakan di 80 lokasi di seluruh Indonesia.
“Baksos Kesehatan yang dilakukan LDII bersama FKKI ini bertujuan mempersiapkan generasi penerus yang sehat, kompeten, dan berwawasan kebangsaan,” katanya.
Rubiyo menegaskan pentingnya kesehatan sebagai fondasi yang sangat penting dalam kehidupan.
“Untuk menghasilkan generasi emas pada tahun 2045, kita perlu memastikan kesehatan yang baik. Kesehatan merupakan fondasi yang sangat penting dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas,” tegasnya.
Rubiyo juga menyoroti keterkaitan antara kesehatan dan ketahanan pangan. Menurutnya, tanpa asupan pangan yang sehat dan bergizi, sulit menghasilkan SDM berkualitas.
“Faktor ini sering terlupakan, padahal pangan sangat erat kaitannya dengan kesehatan,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan pesantren untuk menciptakan lingkungan sehat dengan menanam tanaman yang menghasilkan oksigen.
“Menanam tanaman tidak hanya untuk estetika, tetapi juga untuk manfaat kesehatannya,” tambahnya.
Pelatihan ini juga mencakup praktik teknik bantuan hidup dasar (BHD) seperti resusitasi jantung paru (RJP). Dokter Spesialis Anestesi dan Kardiovaskular, Muslim Tadjuddin Chalid, menjelaskan pentingnya keterampilan ini.
“Dengan memiliki keterampilan itu, memperpanjang nyawa seseorang hingga pertolongan profesional datang. Tak hanya diperlukan oleh tenaga medis, tetapi seharusnya dimiliki oleh semua orang,” ujar Muslim Tadjuddin Chalid.
Muslim memaparkan bahwa tindakan RJP mencakup lima langkah utama: Approach Safely, Check and Call, Circulation, Airway, dan Breathing.
Jika henti jantung tidak segera ditangani dalam waktu 3-6 menit, kerusakan organ permanen akan terjadi, dan 10 menit kemudian pasien dapat meninggal dunia.
Panitia Baksos Kesehatan, Riko Lazuardi, menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga kesehatan.
“Harapan kami adalah dapat memaksimalkan kemampuan kami untuk masyarakat, dan kerja sama ini diharapkan tetap berjalan lancar dan terasa langsung manfaat bagi masyarakat,” katanya.
Ia menambahkan bahwa pelatihan ini adalah bagian dari upaya mendarmabaktikan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
“Hal ini sebagai upaya beramal sholeh mendarmabaktikan ilmu dan pengetahuan kami untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat,” tuturnya.
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar yang diadakan oleh DPP LDII dan FKKI tidak hanya meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan, tetapi juga melatih keterampilan praktis yang dapat menyelamatkan nyawa.
Dengan dukungan program seperti ini, pesantren dan masyarakat diharapkan dapat menjadi lebih sehat dan siap menghadapi tantangan kesehatan di masa depan.
(*/LINES)