Wapres Ma’ruf Amin Berencana Tutup Rakernas LDII November Mendatang
Ketua Umum LDII Silaturahmi dengan Wapres RI
JAKARTA – Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dan Sekretaris Hasyim Nasution bertemu dengan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin di Rumah Dinas Wapres, Senin (11/9). Dalam pertemuan tersebut, Wapres diundang untuk memberikan pengarahan dan menutup Rapat Kerja Nasional atau Rakernas LDII pada November mendatang.
“Rakernas rencananya akan dibuka Presiden Jokowi dan kami mengundang Wapres KH Ma’ruf Amin untuk menutup perhelatan tersebut,” ujar KH Chriswanto usai bertemu Wapres.
KH Chriswanto mengatakan Rakernas merupakan agenda tetap perhelatan besar LDII untuk menajamkan program kerja usai musyawarah nasional.
“Momentum Rakernas saat ini sangat tepat, karena menjelang Pilpres 2024. Kami ingin mengundang para capres, memberi masukan terhadap program kerja kami. Sekaligus kami menyampaikan aspirasi kami, untuk membangun Indonesia,” tutur KH Chriswanto.
Selain untuk mempertajam, Rakernas juga akan mengevaluasi program kerja 8 Bidang Pengabdian LDII untuk Bangsa hasil Rakernas LDII 2018 yang lalu. Delapan bidang tersebut antara lain bidang kebangsaan, dakwah, pendidikan umum, ketahanan pangan dan pelestarian lingkungan, kesehatan, ekonomi syariah, pemanfaatan energi baru terbarukan, serta pemanfaatan teknologi digital.
KH Chriswanto menuturkan pertemuan dengan KH Ma’ruf Amin sangat konstruktif. “Wapres insya Allah menutup Rakernas kami,” ujarnya.
Dirinya berharap KH Ma’ruf Amin juga memberikan masukan kepada LDII terkait kebangsaan dan dakwah. Dengan demikian, seluruh program kerja LDII selalu berkesinambungan dan selaras dengan kebijakan pemerintah.
Tugas ormas terutama ormas keagamaan, terangnya, adalah membantu pemerintah dalam menyukseskan pembangunan nasional. “Terutama bagi kami sebagai lembaga dakwah, adalah membangun karakter manusia, yang kami sebut sebagai manusia yang profesional religius,” tuturnya.
Dengan adanya manusia yang profesional religius, Chriswanto berharap pemerintah memiliki modal besar dalam membangun bangsa. Tanpa kekhawatiran, bahwa pembangunan itu hanya menyejahterakan masyarakat, tapi sisi moralnya justru mengalami krisis.
“Kami menginginkan Indonesia sebagai negeri yang penuh rahmat dan pengampunan. Masyarakatnya merasakan adil dan makmur dan moralnya menampakkan perilaku yang berbudi pekerti luhur,” pungkas KH Chriswanto.
(*)