Samarinda

Jurnalis Kazakhstan Liputan Pencak Silat di SMA Budi Luhur Samarinda

SMA di Bawah Naungan LDII Samarinda

SAMARINDA – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Astana Kazakhstan membawa Delegasi Kazakhstan ke Samarinda Kalimantan Timur. Delegasi Kazakhstan yang terdiri atas para jurnalis dan influencer melakukan liputan dalam rangka promosi wisata dan peluang investasi di Indonesia, termasuk di Kalimantan Timur.

DI sela kunjungan tersebut, Delegasi Kazakhstan mengunjungi Sekolah Menengah Atas (SMA) Budi Luhur Samarinda di bawah naungan DPD LDII Kota Samarinda. Rombongan jurnalis melakukan liputan tentang pencak silat tradisional dari perguruan Pencak Silat Persinas ASAD, Minggu (3/9).

Rombongan KBRI Astana dipimpin Mrs. Firma Agustina selaku koordinator, bersama jurnalis Mrs. Botakos dan kameramen Mr. Mansyur dari Stasiun Televisi Kazakhstan serta seorang penerjemah KBRI Mrs. Gulnur Seisenkulova.

Rombongan disambut hangat Wakil Kepala Sekolah SMA Budi Luhur Abdul Malik bersama dengan Ketua Ponpes Al Aziziyah Wildan Taufik, yang juga Sekretaris DPW LDII Kalimantan Timur serta dua orang pelatih Persinas ASAD Abdul Hafid dan Suprayitno.

Mrs. Firma mengatakan bahwa kunjungan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan KBRI Astana dalam rangka memperkenalkan Indonesia, terutama Kalimantan Timur dan Ibukota Negara Nusantara (IKN) kepada Delegasi Kazakhstan melalui aspek Kebudayaan, yakni adat dan budaya seni bela diri tradisional pencak silat.

Rombongan KBRI Astana dan Delegasi Kazakhstan berfoto bersama siswa-siswi SMA Budi Luhur Samarinda, Minggu (3/9/2023). Foto: LINES Samarinda
Rombongan KBRI Astana dan Delegasi Kazakhstan berfoto bersama siswa-siswi SMA Budi Luhur Samarinda, Minggu (3/9/2023). Foto: LINES Samarinda
Jurnalis Kazakhstan mengambil momen pencak silat yang diperagakan siswa SMA Budi Luhur Samarinda. Foto: LINES Samarinda
Jurnalis Kazakhstan mengambil momen pencak silat yang diperagakan siswa SMA Budi Luhur Samarinda. Foto: LINES Samarinda
Jurnalis Kazakhstan saat liputan berita di salah satu ruang kelas SMA Budi Luhur Samarinda. Foto: LINES Samarinda
Jurnalis Kazakhstan saat liputan berita di salah satu ruang kelas SMA Budi Luhur Samarinda. Foto: LINES Samarinda

Mrs. Firma mengatakan bahwa pencak silat sangat digemari di Kazakhstan laiknya K-Pop atau Korean Pop yang disukai di Indonesia.

“Seperti K-Pop milik Korea Selatan, pencak silat memiliki nilai jual Indonesia di Kazakhstan. Karena ada ketertarikan tersebut, makanya kami hari ini hadir untuk membuat liputan tentang seni bela diri pencak silat di sekolah ini,” ujar Mrs. Firma.

Di SMA Budi Luhur Samarinda, para siswa mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat Persinas ASAD. Mereka telah mempersiapkan diri menyambut rombongan KBRI Astana dengan atraksi seni bela diri khas Persinas ASAD.

Kurang lebih 20 orang siswa memperagakan gerakan pencak silat, mulai dari gerakan pokok pukulan, tangkisan, dan tendangan yang diiringi alunan musik gendang.

Para siswa mengenakan asesoris ikat kepala dan dodot merah putih. Mereka tampak semangat memperagakan berbagai jurus meski cuaca cukup terik.

Usai meliput sambutan pencak silat, rombongan jurnalis memasuki ruang kelas untuk melihat kegiatan belajar mengajar. Saat itu berlangsung pelajaran Kimia bersama seorang guru.

Mrs. Firma menunjukkan kekagumannya setelah mengetahui proses kegiatan belajar mengajar berlangsung cukup panjang, dengan waktu libur yang pendek. Hal ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan di Kazakhstan. Menurutnya, waktu belajar di Kazakhstan lebih singkat, sedangkan waktu libur bisa mencapai tiga bulan lamanya.

Hal ini seperti yang dikatakan Muhammad Zaki, salah seorang siswa yang berasal dari Kutai Timur, ketika diwawancarai jurnalis Kazakhstan, mengatakan bahwa dirinya tidak merasakan lelah mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.

“Saya tidak merasa lelah, mungkin karena sejak Sekolah Dasar (SD) sudah terbiasa dengan waktu belajar seperti sekarang ini,” ujar Muhammad Zaki.

Sementara itu, Wakil Kepala SMA Budi Luhur Abdul Malik, mewakili kepala sekolah yang berhalangan hadir, mengatakan bahwa kurikulum yang digunakan SMA Budi Luhur mengikuti Kurikulum Merdeka Kemendikbudristek RI.

“Kami mengikuti kurikulum sesuai dengan Kementerian Pendidikan, yaitu Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Di mana konten pembelajaran akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi,” kata Abdul Malik

“Termasuk masa liburan dan ujian mengikuti pemerintah. Dalam setahun kita ada waktu libur, yaitu saat Idul Fitri dan setiap akhir semester. Karena sekolah Boarding (berasrama), maka harus menyesuaikan kalender pondok pesantren yang diikuti semua siswa siswi Boarding,” terang Abdul Malik.

Di akhir kunjungan rombongan berfoto bersama dengan siswa siswi Budi Luhur dan pengajar serta pengurus pondok yang hadir dalam kegiatan tersebut.

(Aqib/Dimas/LINES)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *