Kalimantan Timur

DPP LDII Gelar Pelatihan Jurnalistik Tingkatkan Kemampuan Kontributor Daerah Membuat Berita

BALIKPAPAN – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LDII menggelar Pelatihan Jurnalistik gelombang ke-5 secara daring lewat aplikasi Zoom Meeting, Sabtu (26/2) pagi. Pelatihan ini diikuti oleh peserta dari beberapa daerah di seluruh provinsi di Indonesia.

Ketua Bidang Komunikasi Informasi dan Media DPP LDII H. Rully Kuswahyudi, S.Sos mengatakan bahwa penyelenggaraan pelatihan kali ini diinisiasi atas permintaan dari daerah di seluruh Indonesia. “Supaya ada pemerataan kemampuan, wawasan (di bidang jurnalistik) di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Menurutnya, saat ini dunia sudah berubah tidak seperti dahulu lagi. Saat ini, peran informasi dan publikasi di dunia maya sangat penting bagi tumbuh kembangnya organisasi.

“Orang ingin tahu LDII, tidak langsung tanya ke kita. Mereka Googling (mencari tahu) siapa apa itu LDII,” tuturnya. Oleh karena itu, Rully memandang hal itu menjadi tantangan bagi DPP LDII untuk menggelar pelatihan jurnalistik dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) agar memiliki kemampuan dalam bidang jurnalistik, membuat konten, dan informasi positif untuk memenuhi ruang maya dengan citra positif LDII, meluruskan informasi yang tidak benar hingga menangkal berita hoaks.

Ketua Bidang Komunikasi, Informasi, dan Media DPP LDII H. Rully Kuswahyudi, S.Sos saat memberikan sambutan pada Pelatihan Jurnalistik Batch-5 DPP LDII, Sabtu (26/2) . Foto: LINES
Ketua Bidang Komunikasi, Informasi, dan Media DPP LDII H. Rully Kuswahyudi, S.Sos saat memberikan sambutan pada Pelatihan Jurnalistik Batch-5 DPP LDII, Sabtu (26/2) . Foto: LINES
Larasati Dyah Utami, lulusan pelatihan jurnalistik DPP LDII dan wartawati TribunNews penerima Adam Malik Award.
Larasati Dyah Utami, lulusan pelatihan jurnalistik DPP LDII dan wartawati TribunNews penerima Adam Malik Award.
Peserta dari DPW LDII Kalimantan Timur di Samarinda.
Peserta dari DPW LDII Kalimantan Timur di Samarinda.
Peserta dari DPD LDII Kutai Timur di Sangatta.
Peserta dari DPD LDII Kutai Timur di Sangatta.
Ketua DPD LDII Kutai Barat Sumarsono bersama pemuda LDII mengikuti Pelatihan Jurnalistik yang digelar DPP LDII, Sabtu (26/2). Foto: LINES
Ketua DPD LDII Kutai Barat Sumarsono bersama pemuda LDII mengikuti Pelatihan Jurnalistik yang digelar DPP LDII, Sabtu (26/2). Foto: LINES

“Jadi ini bukan hanya tanggung jawab DPP, DPW, DPD, PC, dan PAC, tapi juga tanggung jawab kita, tanggung jawab Anda, tanggung jawab generasi muda. Kalau yang muda ini cuek, lalu siapa yang akan meneruskan?” tuturnya di hadapan kurang lebih 500 orang peserta yang didominasi generasi muda LDII.

Di dalam organisasi baik setingkat DPP hingga DPD memiliki Bidang Komunikasi Informasi dan Media (KIM) yang memiliki tugas pokok dan aksi (tupoksi) di antaranya adalah mendokumentasikan seluruh kegiatan LDII, baik dokumentasi tertulis, video, maupun foto.

“Cara yang perlu kita lakukan adalah kita membuat konten yang positif tentang kegiatan-kegiatan LDII, atau membuat kiriman berita, baik tulis maupun video untuk dikirimkan ke kita,” tuturnya. Ia mengatakan kurang lebih 60% kiriman berita video di kanal YouTube LDII TV adalah dari daerah.

Menurutnya, selama ini kegiatan-kegiatan dari daerah sudah diterima tim konten dan telah berjalan dengan baik. Dengan mengikuti pelatihan jurnalistik ini, diharapkan SDM baik dari DPW/DPD akan mampu mengelola sendiri konten-konten kegiatan dan mempublikasikannya dengan baik.

Hal yang tidak kalah penting bagi DPP LDII adalah salah satu program Bidang KIM adalah mengeluarkan rilis mingguan yang berisi kegiatan penting yang bersifat nasional dan menjadi super isu yang penting untuk ditanggapi DPP LDII.

Pelatihan dasar jurnalistik ini dilaksanakan setiap hari Sabtu dari pukul 09.00-15.00 WIB, mulai 26 Februari sd 2 April 2022 mendatang. “Ke depan akan diadakan pelatihan mahir jurnalistik yang tahun ini sementara diselenggarakan di dua pulau, yaitu Sumatra dan Jawa Bali,” tuturnya.

Sementara itu, Joko Haryanto, seorang jurnalis media yang berpengalaman luas mengatakan ketika menjadi wartawan atau pun jurnalis harus menjaga etika jurnalistik. “Setiap wartawan itu harus sopan dan terhormat dalam memperoleh informasi yang akan dijadikan berita. Selalu menunjukkan etika yang dia punyai,” ungkapnya.

“Wartawan tidak pernah memeras atau minta amplop segala macam, jauh lebih dari itu dia akan berusaha mencari berita melalui pendekatan yang baik,” ungkap Joko.

Ludhy Cahyana KIM DPP LDII mengingatkan kepada peserta usai mengikuti pelatihan agar terus mengasah kemampuannya dalam menulis maupun membuat konten jurnalistik.

“Kita tidak mungkin belajar jurnalistik dalam satu minggu, ada butuh waktu setidaknya tiga bulan Insyaallah untuk menjadi jago menulis,” tutur Ludhy. Menurutnya, kemampuan menulis selain didukung oleh bakat, juga butuh pemahaman dan nalar yang baik serta terus berlatih. Begitu pula dengan kemampuan membuat konten video maupun lainnya.

Pelatihan jurnalistik ini, menurut Ludhy bertujuan untuk meningkatkan kapasitas KIM di seluruh Indonesia dan membentuk tim LDII News Network (LINES) yang dikoordinasikan oleh KIM DPW dan DPD. Dengan mengikuti pelatihan, peserta diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pemberitaan dan informasi mengenai kontribusi LDII kepada Bangsa dan Negara.

Menariknya, pada sesi kedua pelatihan ini tampil narasumber yang juga lulusan pelatihan jurnalistik tahun 2018 yang digelar DPP LDII. Dia adalah Larasati Dyah Utami, wartawati TribunNews Network Kompas Gramedia Group yang ikut berbagi pengalaman sebagai seorang jurnalis muda.

Prestasi Larasati tidak bisa dipandang remeh sebagai jurnalis muda. Ia pernah menjadi Pemenang Adam Malik Award 2022 sebagai Jurnalis Media Online Terbaik.

Senada dengan Joko Haryanto, Larasati memberikan tips untuk sukses menjadi wartawan, seperti tips sukses melakukan wawancara dengan narasumber. “Sukses tidaknya wawancara selain ditentukan oleh sikap wartawan, juga ditentukan oleh perilaku, penampilan, dan sikap wartawan,” tuturnya.

Menurutnya, sikap yang baik akan mengundang simpatik, akrab, dan komunikatif. Selain itu, wawancara komunikatif dan hidup juga ditentukan oleh penguasaan permasalahan dan informasi seputar topik yang dibawakan narasumber.

(SA/LINES)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *