Muswil DPW LDII Jatim, Gubernur Khofifah: Pandemi Harus Disikapi dengan Karakter Kuat
SURABAYA – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LDII Jawa Timur menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) IX untuk memilih ketua dan jajaran pengurus masa bakti 2020-2025. Berpusat di Aula Pondok Pesantren Sabilurrosyidin Surabaya, Muswil digelar daring dan diikuti peserta dari 38 DPD kabupaten kota di Jawa Timur, Sabtu (29/8).
“Acara ini dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi Zoom dan Senkom Digital Communication,” ujar Ketua Panitia Muswil LDII Jawa Timur, Dadang Zahrawanugraha. Muswil secara daring ini, dilaksanakan sehubungan masih tingginya pandemi Covid-19 di Surabaya. Peserta berada di studio mini masing-masing, terdiri atas peserta ulama, pengurus pleno DPW LDII Jawa Timur, pengurus pleno DPD LDII, dan peninjau.
Pada kesempatan itu, Ketua DPW LDII Amien Adhy menyatakan tema Muswil adalah “Membangun Jatim Cerdas, Sehat, dan Harmoni Melalui Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Profesional Religius”. Menurut Amien Adhy, tema ini diangkat, karena program kerja LDII banyak yang beririsan dengan program kerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Delapan klaster program kerja DPW LDII yang diadopsi dari Rakernas DPP LDII banyak bersentuhan dengan Nawa Bhakti Satya,” kata Amien. Sembilan program itu Jatim Sejahtera, Jatim Kerja, Jatim Cerdas dan Sehat, Jatim Akses, Jatim Berkah, Jatim Agro, Jatim Amanah, Jatim Berdaya, dan Jatim Harmoni, “Kesembilan program utama itu diwujudkan dalam tagline, berupa prinsip kerja yang Cepat, Efektif, Tanggap, Transparan, dan Responsif (CETTAR).
Senada dengan Amien Adhy, dalam sambutannya, Pj Ketua Umum DPP LDII Chriswanto Santoso menegaskan, delapan program kerja LDII adalah wawasan kebangsaan, keagamaan, pendidikan, ekonomi syariah, kesehatan dan herbal, ketahanan pangan dan lingkungan hidup, energi terbarukan, dan teknologi digital.
“LDII mengupayakan agar organisasi ini berpartisipasi aktif dalam pembangunan di Indonesia, di luar core kegiatan LDII di bidang dakwah. Dengan cara mengajak warga LDII fokus pula terhadap tujuh bidang lainnya, yang bersentuhan langsung dengan masyarakat Indonesia,” ujar Chriswanto Santoso.
Chriswanto dalam pembukaannya, menggarisbawahi, dakwah LDII menyentuh pula kalangan marjinal, “Kami berdakwah di kampung kusta di Ngenget, Tuban, dan membuka pengajian tuna rungu di Surabaya. Bahkan kami juga berdakwah di Lapas dan di wilayah perbatasan,” ujar Chriswanto.
Sementara di bidang ekonomi, Chriswanto mendorong warga LDII membangun Usaha Bersama berbasis ekonomi syariah. DPP LDII mendorong UMKM saling bekerja sama, bergotong royong, saling menguatkan, untuk menyambut ekonomi yang sifatnya kompetisi, “Sesama UMKM nasional, harus bekerja sama bukan berkompetisi dengan begitu bisa menghadapi pasar bebas atau persaingan di tingkat global,” imbuhnya.
Chriswanto mengingatkan, agar para peserta tetap berpartisipasi dalam level yang tinggi meskipun dalam Muswil LDII Jawa Timur dilaksanakan secara daring, “Partisipasi, saran, dan ide-ide anda, akan berpengaruh dalam keterlibatan LDII dalam membangun bangsa, mewujudkan Indonesia Emas pada 2035 nanti,” ujarnya.
Menurutnya, Muswil LDII Jawa Timur sangat strategis, karena menuntut adaptasi agar organisasi lincah dalam menghadapi zaman yang berubah dengan cepat, “Pandemi ini membuat krisis ekonomi global, bila dibiarkan akan mengakibatkan krisis multidimensi. Untuk itu perlu SDM yang khusus, di mana kita menggeser cara kerja normal, menjadi ekstra normal bahkan menjadi super ekstra normal. Inilah pentingnya SDM khusus, SDM profesional religius,” ujar Chriswanto.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat membuka Muswil LDII Jawa Timur mengatakan, program kerja Nawa Bhakti Satya menjadi framework Pemprov Jawa Timur dikerjakan oleh banyak lembaga dan instansi. Semuanya bergerak bersama dan mencapai titik temu, untuk menyejahterakan masyarakat Jawa Timur.
“Pandemi ini memang menciptakan kontraksi, bahkan Jawa Timur mengalami minus pertumbuhan ekonomi sebesar 5,9 persen. Namun masih terendah di seluruh Jawa. Sementara angka PHK mencapai 4 persen juga terendah di Pulau Jawa,” ujar Khofifah. Menurut Khofifah, perubahan akibat pandemi ini harus disikapi dengan karakter yang kuat.
“Pendidikan karakter yang selama ini bisa dilakukan dalam keluarga atau pesantren, cukup sulit bila dilakukan secara virtual. Untuk itu saya mendukung LDII yang mengembangkan aplikasi Pondok Karakter. Karena dalam pandemi ini butuh kreatifitas untuk tetap membangun karakter bangsa, di saat pertemuan langsung dibatasi,” ujar Khofifah. Ia menganalogikan, membangun karakter memerlukan contoh atau teladan, namun di saat sekolah atau pesantren memberi pelajaran melalui virtual, pemberian teladan ini menjadi tidak mudah.
Khofifah mengingatkan kepada para peserta Muswil LDII Jawa Timur, agar terus mengedepankan pendidikan atau ilmu, “Kita sering diajarkan untuk mendapatkan dunia, ukhrowi (akhirat) atau keduanya dengan ilmu. Untuk itu saya mendukung LDII yang memasukkan pendidikan dalam program kerjanya,” kata Khofifah.
Ia juga mendukung paparan Chriswanto Santoso mengenai konsep bekerja sama, “Kompetisi di luar kita menghadapi raksasa bahkan monster ekonomi, bila yang kecil-kecil bersatu maka akan menjadi kuat. Dan selanjutnya menjadi besar,” ujar Khofifah. Ia mencontohkan keberhasilan LDII dalam energi terbarukan, “Listrik-listrik dari energi terbarukan yang kecil-kecil milik LDII itu, bila digabungkan bisa menjadi megawatt. Di sinilah pentingnya bekerja sama bukan berkompetisi,” imbuhnya. (*/LINES)