Nasional

LDII Giat Membangun Generasi Intelektual dan Religius

NASIONAL – LDII memandang fase pra kampus merupakan fase kritis, di mana para pemuda dan pemudi memerlukan perhatian khusus dan pembekalan yang cukup, sebelum memasuki dunia kampus. Tak hanya perihal intelegensia dan aspek teknis dalam memilih jurusan, namun pembekalan psikologis, di mana hubungan orangtua dan anak kian jauh, di sisi lain pergaulan kampus yang kompleks bisa membuat generasi muda kehilangan nilai-nilai luhur dalam keluarga dan agama.

Syaidina Ali bin Abuthalib pernah berkata, “Barang siapa yang menghendaki dunia maka dengan ilmu. Barang siapa menghendaki akhirat maka dengan ilmu. Dan barang siapa menghendaki keduanya (dunia dan akhirat) maka dengan ilmu”. Di era modern, di mana ilmu pengetahuan dan ilmu agama bersanding untuk menciptakan peradaban Islam yang maju, para orangtua berusaha keras menyekolahkan anaknya di universitas terbaik di Indonesia. Sayangnya, harapan orangtua tak bisa 100 persen tercapai, terkadang kehidupan kampus yang membebaskan pemikiran, menggerus akidah para generasi umat Islam.

Untuk itulah DPD LDII Depok mengusung acara pembekalan mahasiswa untuk pelajar kelas XI dan XII SMA se-Depok. Acara yang berlokasi di Yayasan Al Faqih Mandiri, Pondok Cina Beji, Depok pada Minggu (16/2) ini juga turut mengundang para mahasiswa di Jabodetabek-Banten untuk bertukar pikiran. Tercatat tidak kurang sebanyak 30 mahasiswa dari berbagai universitas negeri, kedinasan, dan swasta seperti UI, IPB, UIN Jakarta, UNJ, STAN, Uhamka, Gunadarma, STIAMI dsb, serta tidak kurang 100 pelajar SMA mengikuti acara ini.

Harapan penyelenggara, para mahasiswa ini dapat memberikan masukan kepada calon-calon mahasiswa tersebut tentang cara memilih jurusan sesuai minat dan bakan mereka. Selain itu para mahasiswa ini juga diharapkan dapat memberikan wawasan tentang cara menghadapi pergaulan dan pendidikan di kampus.

Ratman Latief Ketua DPD LDII Depok dalam sambutannya mengingatkan kepada para pelajar SMA ini untuk giat belajar dalam mengahadapi ujian nasional dan ujian masuk perguruan tinggi negeri. Ratman juga menambahkan anak-anak muda muslim ini diharapkan dapat memberikan pengaruh di dunia kerja dan pemerintahan sehingga kondisi Indonesia membaik. “Sebagai seorang muslim kita harus memiliki daya saing, sehingga dapat memberikan berpengaruh bukan terpengaruh,” paparnya dengan semnagat.

Muhammad Rosyid Setiadi Koordinator Divisi Kemandirian PPG DPD LDII Kota Depok, berharap acara ini dapat dilakukan di kota-kota lainnya. Rosyid yang juga anggota Departemen Pemuda, Kepanduan, Olahraga, dan Seni Budaya (PKOSB) DPP LDII mengatakan sebelumnya acara serupa juga sempat dilakukan di Pondok Pesantren Sumber Barokah, Karawang 19-20 Januari 2013 lalu dan di adalakan juga di Pondok Pensantren Mahasiswa Bina Insan Mulya (PPM BIM), Jakarta Selatan bekerja sama dengan DPD LDII Jakarta Selatan di tahun yang sama. Rosyid berharap dengan adanya acara, para pemuda lebih terarah dan cita-cita LDII untuk membentuk generasi penerus yang profesional religius bukan sekadar harapan.

Peserta juga diperkenalkan komunitas-komunitas mahasiswa di lingkungan LDII seperti, Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Bogor (HPMB), Jajaran Mahasiswa Jakarta Uhamka (Jamaika), Jakarta Family (JF), Jalur Komunikasi Mahasiswa Banten (J Kombat), Jakarta Solidarity (Josol), Jakarta UIN Community (JUINC), Persatuan Mahasiswa Tanggerang (Permata). Tidak hanya itu para pelajar ini juga dikenalkan pada dengan pondok pesantren mahasiswa yang berada di Jabodetabek, untuk meningkatkan keilmuan agama mereka seperti PPM Baitul Hikmah (Jakarta Timur), PPM Bina Insan Mulia (Jakarta Selatan), PPM Al Faqih Mandiri (Depok), serta Griya Mahasiswa Bogor. Melalui tempat dan komunitas tersebut diharapkan mahasiswa tidak hanya pintar secara akademis saja tetapi juga pintar dalam ilmu agama sehingga dapat memperoleh dunia dan akhirat.

Pada akhir sesi acara peserta dibagi atas dua kelompok IPA dan IPS untuk pengenalan secara mendetail jurusan apa saja yang ada di kedua kelompok tersebut. Bidang IPA terdiri atas teknik, petanian, psikologi, kesehatan, MIPA, serta IT. Sedangkan pada bidang IPS terdiri atas Sastra, Ekonomi, Manajemen, Hukum, FISIB, dsb. Pembagian bidang tersebut membuat peserta lebih terarah dalam memlilih bidang yang akan mereka tekuni di perguruan tinggi. Salah seorang peserta yang diwawancara LINES di akhir acara mengaku dirinya menjadi tidak buta lagi dalam memilih jurusan mengetahui prospek kerja masing-masing jurusan. (Bahrun/LDII News Networks, Foto: Nadya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *