Pandemi, LDII Luncurkan Kader Gemilang Ajak Warga Tangani Sampah Domestik
SAMARINDA – Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLH) pada 5 Juni 2021 merupakan tahun peringatan yang ke-49 memiliki tema Ecosystem Restoration atau Pemulihan Kembali Ekosistem. Tema ini sejalan dengan aksi Reimagine-Recreate-Restore, yakni sebuah ajakan kuat untuk mewujudkan dunia yang lebih hijau dengan berhenti menjarah, mengeksploitasi Sumber Daya Alam tanpa kendali, dan menciptakan kembali ekosistem yang telah mengalami kerusakan serta melindungi sumberdaya alam untuk kepentingan generasi yang akan datang.
LDII sebagai organisasi masyarakat (ORMAS) keagamaan yang bergerak di bidang Dakwah juga telah memosisikan diri sebagai salah satu Ormas Islam yang peduli terhadap berbagai isu lingkungan. Dengan gerakan Go Green yang telah dimulai sejak tahun 2008, LDII telah menanam lebih dari 3,5 juta pohon dan berkontribusi nyata dalam berbagai isu lingkungan.
Dengan semangat Reimagine-Recreate-Restore, LDII menggelar Webinar dengan tema Lingkungan Hidup mengenai Pengelolaan Sampah Rumah Tangga demi Pemulihan Lingkungan Hidup di Masa Pandemi Covid 19, sekaligus meluncurkan Kader Gemilang, Generasi Muda Indonesia Bela Lingkungan, Sabtu (19/6) di Jakarta.
Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber mewakili Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Cicilia Sulastri, SH., M.Si., Kepala Pusat Pelatihan Masyarakat dan Pengembangan Generasi Lingkungan, BP2SDM dan Dr. Ir. Novrizal Tahar, Direktur Pengelolaan Sampah, Dirjen PSLB3, serta Dr. Ir. Hayu S. Prabowo, Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, MUI. Dari kalangan akademisi dan praktisi masalah sampah, hadir Guru Besar Fateta IPB – Prof. Dr. Arif Sabdo Yuwono, dan pengurus harian dari Departemen Litbang, IPTEK, Sumber Daya Alam dan Lingkungan (LISDAL), DPP LDII Hj. Erni Suhaina Ilham Fadzry, S.Pd.I.
Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso dalam sambutannya mengatakan bahwa LDII sebagai organisasi masyarakat berkomitmen untuk terus mewujudkan sumber daya manusia yang profesional religius dan berwawasan lingkungan.
“Para kader Gemilang LDII ini siap untuk ditingkatkan kemampuannya melalui berbagai pelatihan untuk menjadi agen perubahan (Agent of Change) dalam mengatasi masalah lingkungan. Kerjasama dengan pemangku kepentingan terkait isu lingkungan seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam melatih kader Gemilang LDII tersebut sangat kami harapkan,” kata KH Chriswanto.
Kader Gemilang akan menjadi aktor pelopor dalam bidang lingkungan hidup dengan beberapa tindakan nyata, yakni menggunakan air dan listrik sesuai keperluan dan hemat, tidak membuang sampah sembarangan, memilah dan mengelola sampah dari rumah/sekolah, menghindari plastik sekali pakai, belanja dengan menggunakan tas guna ulang, makan dan minum sampai habis, menanam dan memelihara pohon (25 pohon) seumur hidup, mencintai flora dan fauna, dan mengikuti berbagai aksi di bidang lingkungan, dan lainnya.
Berkaitan dengan peluncuran Kader Gemilang LDII, Cicilia Sulastri mengapresiasi kader peduli lingkungan LDII. “Peran LDII dengan program Kader Gemilang ini tentunya selaras dengan tugas pokok fungsi dari Pusat Pelatihan Masyarakat dan Pengembangan Generasi Lingkungan,” ujarnya.
Untuk itu, Cicilia mengimbau pada Kader Gemilang LDII untuk meningkatkan pengetahuan mengenai lingkungan melalui berbagai media, melakukan kampanye perilaku ramah lingkungan melalui media sosial, dan membuat jejaring komunikasi dengan instansi. “Kader Gemilang LDII dapat melakukan inisiasi aksi milenial bidang lingkungan, khususnya mendukung pengembangan sirkuler ekonomi,” jelasnya.
Program Gerakan Masyarakat Bela Lingkungan KLHK memiliki tujuan untuk mendorong agar lembaga masyarakat dan komunitas dapat melakukan gerakan dibidang lingkungan hidup dan kehutanan yang melibatkan sebanyak mungkin warga masyarakat, berkelanjutan, bersinergi satu sama lain, dapat membantu mengatasi masalah lingkungan hidup dan kehutanan di daerahnya serta terukur hasilnya, outcome/dampaknya.
“Meningkatkan peran aktif/nyata lembaga masyarakat dan komunitas dalam melakukan gerakan dibidang lingkungan hidup dan kehutanan juga menjadi capaian yang diharapkan,” kata Cicilia.
Secara sederhana, Cicilia mencontohkan gerakan yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk menjaga lingkungan adalah dengan menggunakan air dan listrik sesuai dengan keperluan, jangan membuang sampah sembarangan, pilah dan kelola sampah dari rumah/sekolah, hindari plastik sekali pakai dan belanja menggunakan tas daur ulang.
“Makan dan minum sampai habis, menanam dan memelihara pohon, mencintai flora dan fauna, dan mengikuti berbagai aksi di bidang lingkungan,” katanya.
Selain itu, Direktur Pengelolaan Sampah KLHK, Novrizal Tahar mengatakan gaya hidup untuk mengurangi sampah itu dimulai dari rumah, karena persoalan sampah merupakan persoalan multidimensi yang juga membutuhkan kolaborasi setiap elemen masyarakat.
Novrizal berpendapat mengatasi persoalan sampah harus dilakukan dengan cara kolaborasi skala besar dan tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah pusat ataupun daerah saja. Seluruh elemen, termasuk organisasi masyarakat diharapkan juga turut berkolaborasi. Karena menurutnya dari perilaku-perilaku kecil yang dilakukan masyarakat dapat turut menyelamatkan bumi dari ancaman sampah.
DPW LDII Kalimantan Timur
Sementara itu, Ketua DPW LDII Kalimantan Timur Prof. Dr.Ir. Khrisna Purnawan Candra, M.S. mengatakan bahwa kegiatan DPP bulan ini cukup padat.
“Dalam dua minggu terakhir DPP LDII telah mengadakan dua kali Webinar untuk mendorong peningkatan kapasitas anggotanya dalam berkehidupan kebangsaan. Pertama pada tanggal 13 Juni 2021, Webinar dengan tema Menanamkan Wawasan Kebangsaan yang diisi dengan tausiah kebangsaan oleh Dr.KH. Marsudi Syuhud, MS, Wakil Ketua MUI Pusat,” tutur Prof. Candra.
Kedua, lanjutnya, pada tanggal 19 Juni 2021 dilaksanakan Webinar dengan tema Gerakan Mencintai Lingkungan Hidup melalui Penanganan Sampah Domestik, disertai dengan peluncuran Program GEMILANG atau Generasi Muda Indonesia Bela Lingkungan.
Ia menyambut positif dengan kegiatan-kegiatan DPP untuk mengangkat wawasan dan kapasitas kader-kadernya secara nasional di berbagai bidang, walaupun di tengah masa pandemi Covid-19 melalui pemanfaatan teknologi informasi Zoom.
Menurutnya, Dr. KH Marsudi Syuhud dalam tausiah kebangsaan secara gamblang memberikan solusi atas issue tentang TWK (Tes wawasan Kebangsaan) kepada seluruh masyarakat di Indonesia ketika disodorkan pilihan antara Al-Qur’an dan Pancasila.
“Nilai-nilai Pancasila jelas termaktub dalam Al-Qur’an yang pelaksanaannya dapat dilihat langsung melalui kehidupan keberadaan Islam di Madinah sampai terbentuknya Negara Madinah yang pada saat itu umat Islam bisa hidup berdampingan dengan umat Nasrani dan Yahudi,” tuturnya.
Dengan demikian, menurutnya, sangat tepat bahwa umat Muslim di Indonesia bisa mengambil pelajaran yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam berkehidupan kebangsaan tersebut.
Pada Webinar tentang Lingkungan Hidup kali ini, ia berharap kepada lima narasumber baik dari KLHK, MUI, dan IPB memberikan wawasan pengelolaan sampah dan memberikan strategi serta kiat-kiat pengelolaan sampah rumah tangga.
“Misalnya, gerakan konsumsi pangan (di piring) sampai habis, membawa ke rumah bahan berpotensi sampah plastik dalam jumlah minimal dari pasar, gerakan sedekah sampah melalui masjid/langgar/musala atau gerakan mandiri/rumah,” ungkap pakar Kehutanan ini.
Atau, lanjutnya, bisa juga mengubah sampah menjadi sarana ibadah, sampah menjadi berkah, sampah menjadi indah, sampah menjadi rupiah.
“Kita juga bisa belajar memilah sampah secara mandiri, mana sampah organik, kompos, sampah anorganik, Pyrolysis atau plastik, memulung sampah kertas dan karton, hingga pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Sampah TPS,” tuturnya.
Ia juga berharap kepada narasumber untuk memberikan wawasan tentang mengubah sampah organik menjadi sumber daya (pendapatan) dengan metode SABDO, Sebelas Detik Aja Bio Degradasi Organik. (SA/LINES)