MPU Aceh Berkunjung Ke Pesantren LDII
Jakarta (12/9). DPP LDII kembali menerima kunjungan ulama dari ormas Islam lain. Kali ini Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh berkunjung ke pondok-pondok pesantren LDII di Jawa Timur. Mereka terkesan dengan kurikulum dan penyambutan tamu, yang ditemui di pesantren yang dikelola LDII. MPU Aceh meminta LDII untuk terus mensosialisasikan mengenai LDII kepada seluruh masyarakat Indonesia, dan Aceh khususnya.
Para tamu yang terdiri dari pengurus MPU Aceh didampingi Ketua DPW Aceh, Tengku H. Burhan tiba di Surabaya sejak Selasa (8/9) lalu dan diterima di Kantor DPW LDII Jatim sebelum mengunjungi pondok pesantren Wali Barokah, Kediri pada hari kedua. Pada hari kedua kunjungan, para rombongan diajak berkeliling pondok, mulai dengan mengunjungi kelas para santri, melihat perpustakaan di menara, hingga memberikan tausiyah kepada para santri pondok.
Salah satu tamu mengaku heran dengan kerapian dan kebersihan pondok. Terutama dari segi sistem penataan sandal di masjid tersebut. Terlebih lagi dengan sistem pendidikan yang diajarkan di pondok, mereka takjub dengan santri pondok yang sudah mempelajari kutubussittah. Sebab yang selama ini mereka kenal, kutubussittah hanya dipelajari oleh ulama-ulama besar.
Berlanjut ke pondok Gadingmangu, Perak, Jombang dan Pondok Minhajurrosyidin, Pondok Gede, Jakarta Timur. Lalu pada Jumat (11/9) malam, para tamu disambut acara ramah tamah dengan pengurus DPP LDII di Gedung DPP LDII Patal Senayan, Jakarta.
Dalam acara tersebut, Ketua MPU Bireun, Tengku Nazaruddin menyatakan bangga dengan pesantren LDII. “Saya tidak terbayang memiliki kesan baik sebelumnya,” ujarnya. Selain itu, juga terkesan dengan LDII yang memasyarakatkan Alquran, terutama kepada generasi muda. Para tamu berharap, segala kegiatan yang diadakan di tingkat pusat, juga disosialisasikan pada masyarakat daerah.
Dengan demikian, lebih dekat dengan masyarakat di setiap pelosok daerah dan meningkatkan ukhuwah islamiyah. Tengku Nazaruddin menambahkan, bila sosialisasi yang dilakukan kurang, dikhawatirkan menimbulkan kesenjangan sosial antara pusat dengan daerah. Dan juga membuktikan bahwa isu-isu negatif tentang LDII selama ini tidak benar. Acara ditutup dengan pembacaan doa dari Tengku Nazaruddin, serta pembagian cinderamata dan foto bersama. (Noni/LINES)