Kaltim

Meski Pandemi, LDII Catat Jumlah Kurban Meningkat!

Distribusi daging kurban pada petugas kebersihan yang tengah bekerja di Hari Raya Iduladha 10 Dzulhijjah 1441 H di Samarinda, Jumat (31/7). Foto: Istimewa
Distribusi daging kurban pada petugas kebersihan yang tengah bekerja di Hari Raya Iduladha 10 Dzulhijjah 1441 H di Samarinda, Jumat (31/7). Foto: Istimewa

SAMARINDA – Di masa pandemi Covid-19 ini semangat warga LDII di Kalimantan Timur untuk berbagi kurban dengan sesama meningkat. Betapa tidak, tahun ini tercatat sejumlah kenaikan jumlah hewan kurban di beberapa daerah dibanding tahun lalu. Bahkan secara Nasional, menurut data yang dihimpun DPP LDII di 34 provinsi mencapai 20.848 ekor sapi, 18.556 ekor kambing, dan 20 ekor kerbau.

“Angka ini naik 30 persen dibanding tahun sebelumnya,” ujar Wakil Sekretaris Umum DPP LDII, Ibnu Anwar Chairuddin. Menurut Ibnu, DPP LDII hanya menghimpun data jumlah kurban, bukan menghitung nilai ekonomisnya.

Meskipun DPP LDII tak menyebut angka, dari reportase di lapangan, bila harga rata-rata seekor sapi Rp 20 juta, kambing Rp 2,5 juta, dan kerbau Rp 30juta, maka nilai kurban warga LDII di seluruh Indonesia bisa mencapai Rp 464 miliar.

Kenaikan ini bagi DPP LDII cukup menggembirakan. Pasalnya, justru giroh warga LDII melaksanakan ibadah kurban sangat tinggi ketika dampak pandemi melambatkan gerak ekonomi nasional. Apa sebabnya?

“Pertama, warga LDII sangat termotivasi dengan nilai ibadah dari kurban. Setiap pengajian, para ulama dan juru dakwah mengingatkan sejarah kurban, pahala, dan manfaatnya,” ujar Ibnu. Soal ibadah, lanjutnya, kurban merupakan perintah Allah dalam Surat Al-Kautsar.

“Motivasi dari para ulama itulah yang membuat warga LDII berlomba-lomba dalam kebaikan,” ujar Ibnu Anwar. Frekuensi pengajian di lingkungan LDII di tingkat Pengurus Cabang (PC) dan Pengurus Anak Cabang (PAC), yang rata-rata tiga kali seminggu dimanfaatkan untuk menabung kurban.

Dalam setahun warga LDII menuliskannya pada buku tabungan kurban. “Otomatis melihat buku tabungan kurban tersebut mereka termotivasi dan sebulan atau dua bulan menjelang kurban nasehat-nasehat dari para ulama mengenai kurban digaungkan kembali,” papar Ibnu. Menurutnya, inilah yang membuat warga LDII mampu berkurban dalam jumlah besar.

Menurut Sekretaris DPW LDII Kalimantan Timur Wildan Taufik, data jumlah hewan kurban seluruh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) LDII kabupaten/kota tercatat 1.071 ekor. Ia mengatakan bahwa Kaltim memiliki potensi ekonomi yang luar biasa. Dari data seluruh Indonesia yang telah terkumpul hingga Minggu (2/8), Kaltim termasuk urutan kedua jumlah Kurban terbanyak di luar Jawa setelah Lampung. “Data se-Indonesia sebagai gambaran bahwa semangat warga dalam berkurban cukup tinggi meskipun di masa pandemi, Alhamdulillah, luar biasa,” ungkap Wildan.

“Perlu analisa dari jumlah tersebut berapa yang bisa disediakan oleh warga LDII Kaltim sendiri, untuk itu bisa jadi DPW Kaltim menfasilitasi untuk menggiatkan penggunaan produk sendiri termasuk penyediaan hewan Kurban,” tutur salah satu pengurus DPW LDII Kaltim Sumardi menambahkan.

Distribusi Daging Kurban dengan Protokol Kesehatan

Tema kurban kali ini “Berbagi di Tengah Pandemi, Wujud Kepedulian Terhadap Sesama”. Tema ini disebut aktual dengan kondisi bangsa saat ini di saat wabah Covid-19 melanda dunia. “Dalam kondisi ini, ikatan berbangsa dan bernegara harus ditumbuhkan dengan semangat bergotong royong dan berbagi,” ujar Ruly Bernaputra, Ketua Departemen Pengabdian Masyarakat DPP LDII.

Untuk itulah, Ruly mengatakan teknik pembagian hewan kurban di zona merah wabah dilakukan dengan cara dikirim ke RT dan RW. Dari para pengurus RT dan RW didistribusikan ke rumah warga agar tak terjadi penumpukan warga.

Forum Komunikasi Kesehatan Indonesia (FKKI) telah memaparkan tata cara penyembelihan hewan kurban pada masa pandemi. “Salah satunya mereka yang kondisi kesehatannya kurang fit dilarang menangani daging kurban,” imbuh Ruly.

Petugas pemotong hewan kurban harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Hanya mereka yang diperbolehkan berada di lingkungan masjid atau tempat penyembelihan, “Dengan demikian pelaksanaan kurban tahun ini bisa berjalan aman, tertib, dan tetap mematuhi protokol kesehatan,” ungkap Ruly.

 

Jamaah Salat Iduladha dengan Protokol Kesehatan di halaman Masjid Al-Ajwah Balikpapan, Jumat (31/7). Foto: Arrizal
Jamaah Salat Iduladha dengan Protokol Kesehatan di halaman Masjid Al-Ajwah Balikpapan, Jumat (31/7). Foto: Arrizal
Pemotongan hewan kurban dengan alat perobohan dan protokol kesehatan di Masjid Al-Manshurin Agung Tunggal Balikpapan, Jumat (31/7). Foto: Istimewa
Pemotongan hewan kurban dengan alat perobohan dan protokol kesehatan di Masjid Al-Manshurin Agung Tunggal Balikpapan, Jumat (31/7). Foto: Istimewa

Sementara itu di Samarinda, distribusi daging kurban menyentuh hingga para petugas lapangan yang masih bekerja. “Kami serahkan langsung pada petugas dari Dinas Lingkungan Hidup yang tengah bekerja, ada Bapak-bapak petugas kebersihan, petugas penyapu jalan, masyarakat kecil di sekitar yang mungkin sangat berharap dengan kurban ini,” tutur H Katwadi, Ketua DPD LDII Samarinda.

Ia mengatakan, distribusi langsung tersebut sudah berjalan sejak beberapa tahun terakhir. Menurutnya, mereka berharap dan sangat senang menerima sejumlah kantong daging kurban. “Meski tidak seberapa, tapi mereka sangat senang dan berterima kasih, mudahan membantu meringankan beban mereka. Semoga Allah paring barokah,” tuturnya.

Di Balikpapan, hal yang sama dilakukan di beberapa masjid yang menjadi titik penyembelihan kurban. Meski tidak banyak petugas kebersihan yang datang dikarenakan libur hari raya dan pandemi, tapi setidaknya mereka mewakili rekannya. Jumlah hewan kurban untuk Balikpapan juga tercatat meningkat, bertambah 22 ekor sapi dan 3 ekor kambing. Jika tahun 2019 terdapat 206 ekor sapi, 91 ekor kambing. maka tahun ini naik menjadi 228 ekor sapi dan 94 ekor kambing.

Berikut rekap sementara jumlah hewan Kurban se-Indonesia, Minggu (2/8).
(Kode: S : Sapi, K : Kambing, Kr : Kerbau)
1. Aceh : S: 40, K: 20, Kr: 2
2. Sumbar : S : 161, K: 51
3. Sumut : S: 277, K: 378, Kr: 2
4. Riau : S: 348, K:221
5. Kepri : S: 125, K: 148
6. Jambi : S: 302, K: 266, K:4
7. Bengkulu : S: 156, K: 146, Kr: 3
8. Babel : S: 80, K: 36
9. Sumsel : S: 645, K: 292, Kr: 1
10. Lampung : S: 1018, K: 1189
11. Banten : S: 791, K: 436, Kr: 3
12. DKI Jakarta: S: 1170, K: 1552, Kr: 1
13. Jabar : S: 2233, K: 1756, Kr: 4
14. Jateng : S: 4496, K: 4399
15. DI Yogyakarta : S:371, K: 487
16. Jatim : S : 3.528, K : 4.456
17. Bali : S: 95, K: 227
18. NTB : S: 139 K: 67
19. NTT : S: 44, K:88
20. Kalbar : S: 176, K: 114
21. Kalsel : S:308, K: 45
22. Kalteng : S : 138, K : 77
23. Kaltim : S: 756, K: 258.
24. Kaltara : S: 221, K: 36
25. Gorontalo : S: 36, K: 11
26. Sulbar : S: 123, K: 24
27. Sulsel: S:511, K: 133
28. Sultra : S: 293, K: 6
29. Sulteng : S: 251, K: 72
30. Sulut : S: 70, K: 56
31. Maluku:S: 72,K:18
32. Malut : S: 39, K: 33
33. Papua : S: 256, K: 56
34. Papua Barat S 77, K 7 bu
 
(SA/LINES)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *