KH Chriswanto Santoso: Era Post Truth Tantangan Baru, Media LDII Harus Jadi Penjernih Informasi

JAKARTA – Di tengah derasnya arus informasi digital, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso menegaskan pentingnya peran media sebagai penjernih informasi, khususnya dalam menghadapi tantangan besar era post truth, dimana emosi lebih dipercaya ketimbang data dan fakta.

Pernyataan itu disampaikan saat Silaturahim Syawal bersama Komunikasi Informasi Masyarakat (KIM) dan LINES DPP LDII, Minggu (20/4), yang digelar sebagai bagian dari konsolidasi penguatan peran media internal LDII dalam dakwah dan penyebaran informasi.

“Kemudahan akses informasi saat ini ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi membawa manfaat besar, namun di sisi lain bisa menyesatkan jika disalahgunakan. Informasi keliru bisa dianggap kebenaran, itulah yang disebut era post truth,” ujar KH Chriswanto.

Media Harus Jadi Penjaga Kejujuran dan Penjernih Fakta

Dalam forum tersebut, KH Chriswanto mengingatkan bahwa tugas media bukan sekadar menyampaikan berita, tetapi juga meluruskan informasi yang bias, memisahkan opini dari fakta, serta mencegah publik terseret dalam narasi yang dibangun tanpa dasar yang kuat.

“Sesuatu yang baik bisa terlihat buruk jika dikemas dengan komunikasi yang salah. Di sinilah media LDII harus tampil sebagai pengarah, bukan sekadar penyampai,” tegasnya.

KH Chriswanto juga menjelaskan bahwa dunia digital kini menjadi dunia tanpa batas (borderless world) yang memungkinkan siapapun menyuarakan opini, termasuk yang menyesatkan. Dalam kondisi tersebut, literasi digital menjadi tameng utama bagi masyarakat untuk menyaring informasi.

“Kita harus bijak. Saring sebelum sharing bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Jangan terjebak oleh narasi yang kuat secara emosi namun lemah dalam bukti,” jelasnya.

LDII, menurutnya, kerap menjadi sasaran narasi negatif akibat informasi yang tidak akurat dan tersebar luas di media sosial. Karena itu, KIM dan LINES dituntut tampil lebih aktif dan kredibel menyampaikan fakta.

“Kami di DPP LDII memberi ruang dan dukungan penuh kepada KIM dan LINES agar menggunakan platform digital dengan lebih progresif, demi menyampaikan dakwah dan kontribusi LDII secara jujur dan berkualitas,” ujarnya.

Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso dalam Silaturahim Syawal bersama Komunikasi Informasi Masyarakat (KIM) dan LINES DPP LDII, Minggu (20/4). Foto: LINES
Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso dalam Silaturahim Syawal bersama anggota Bidang Komunikasi Informasi Masyarakat (KIM) dan LINES DPP LDII, Minggu (20/4). Foto: LINES
Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso dalam Silaturahim Syawal bersama Komunikasi Informasi Masyarakat (KIM) dan LINES DPP LDII, Minggu (20/4). Foto: LINES
Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso dalam Silaturahim Syawal bersama Komunikasi Informasi Masyarakat (KIM) dan LINES DPP LDII, Minggu (20/4). Foto: LINES

Rulli Kuswahyudi: Media LDII Harus Responsif dan Siap Hadapi Disrupsi Digital

Senada, Ketua DPP LDII Rulli Kuswahyudi menyatakan bahwa pembentukan Kelompok Kerja LDII News Network (LINES) merupakan bagian dari strategi menghadapi era disrupsi digital dan post truth.

“Kami ingin LINES menjadi juru bicara yang menyampaikan narasi LDII secara utuh—tentang kontribusi kami, program pembinaan karakter, serta langkah nyata dalam membangun generasi berakhlak luhur,” terang Rulli.

Ia menambahkan, media sosial adalah medan perang baru yang menuntut kecerdasan dalam strategi komunikasi. Karenanya, penguatan SDM di bidang media menjadi keharusan.

“Kami mendorong peningkatan keterampilan literasi digital, termasuk cara bermedia yang etis dan efektif. Dunia maya jangan hanya jadi ruang hampa, tapi harus dimanfaatkan untuk menampilkan karya nyata LDII,” katanya.

Lebih lanjut, Rulli menekankan pentingnya soliditas tim, dukungan lintas generasi, hingga peran keluarga sebagai penopang kerja-kerja media. Ia berharap silaturahim Syawal ini juga membangun kebersamaan emosional dan kolaboratif antara pengurus dan awak media LDII.

“Amal sholeh di bidang komunikasi ini butuh sinergi, bukan hanya antar anggota tim, tapi juga lintas bagian dan lintas generasi. Silaturahim ini semoga memperkuat rasa saling memiliki dan menghapus sekat-sekat struktural,” tutupnya.

(*/LINES)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *