Redam Gejolak Masyarakat, MUI Berharap Ulama dan Umara Bersatu
BALIKPAPAN – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) LDII Kota Balikpapan kembali menggelar pengajian rutin bulanan yang dilaksanakan serentak di seluruh Pimpinan Cabang yang ada kecamatan se-Balikpapan, Minggu (13/10) pagi. Pengajian diikuti warga maupun undangan, baik pejabat setingkat kelurahan, kecamatan, Danramil, Polsek, maupun Majelis Ulama Indonesia tingkat kecamatan maupun kota.
“LDII Balikpapan mempunyai program dalam rangka menjalin silaturahmi dengan para tokoh maupun pejabat pemerintah, salah satunya mengundang mereka dalam pengajian setiap bulan di setiap Pimpinan Cabang,” tutur H Herry Fathamsyah, Ketua LDII Balikpapan.
Kegiatan ini bertujuan untuk merekatkan persaudaraan sesama umat Islam (ukhuwah Islamiyah) dan membina kesatuan dan persatuan seluruh elemen bangsa. Harapannya, LDII ingin mengingatkan kembali bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia ini didirikan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Kerukunan dapat diwujudkan apabila ada rasa persaudaraan atau ukhuwah. Ukhuwah dapat tercipta apabila terdapat rasa empati, tenggang rasa, saling menghormati, saling tolong menolong, dan saling menjamin keamanan.
Pada bulan Oktober 2019 ini, pengurus PC LDII Balikpapan Tengah dan Barat mendapat giliran menjadi tuan rumah. Kegiatan dilaksanakan di Masjid Nurul Iman Karang Jawa untuk kecamatan Balikpapan Tengah. Hadir AKP H Sarbini selaku Kasat Intelkam Polres Balikpapan sekaligus memberikan sosialisasi tentang bahaya ancaman dan gangguan Kamtibmas. Tampak pula Babinsa Suryadi dan Kesie Tramtib Kelurahan Karang Jati mewakili Lurah.
Sedangkan untuk kecamatan Balikpapan Barat dilaksanakan di Masjid Jabal Rohmah Margomulyo. Hadir Lurah Margomulyo, Camat Balikpapan Barat yang diwakili Sekretaris Umum Munir Ahmad, Kapolsek AKP Agung Nursapto SH diwakili Ipda Sunarto Sat Binmas Polsek, Danramil Mayor Inf Masrukhan, serta Ketua MUI kecamatan Drs H Hasyim.
Dalam sambutannya, Ipda Sunarto memberikan pesan agar warga berhati-hati di sekitar lingkungan masing-masing. Terkait situasi dan keamanan setempat akhir-akhri ini yang rawan begal, warga diharap tidak berada di tempat-tempat yang berbahaya dan mengundang kejahatan.
“Rumusnya adalah n + k = k,” tutur Sunarto. Ia menambahkan, ‘n’ adalah niat, sedangkan ‘k’ adalah kesempatan, dan ‘k’ berikutnya adalah kriminalitas atau kejahatan. Untuk itu, agar tidak timbul kejahatan, masyarakat diminta selalu waspada dengan meminimalisir timbulnya niat dan kesempatan terjadinya tindak kejahatan.
“Ibu-ibu, juga bapak-bapak kalau naik motor jangan menggunakan tas di punggung, karena biasanya disitu ada hape, dompet, dan barang-barang berharga lainnya. Simpan saja di depan atau di jok,” pesan Sunarto.
Sementara itu Mayor Inf Masrukhan memberikan perhatian pada munculnya radikalisme, separatisme, dan rasisme. “Radikal itu muncul karena banyak sebab, ada yang karena pendidikan, ada yang karena sosial, ekonomi, politik, ada banyak sebab,” tuturnya. Ia mengingatkan agar masyarakat waspada dengan penggunaan gadget yang membawa pengaruh dari informasi yang dibawanya.
“Sekarang itu perang tidak lagi mengunakan peluru, bayonet, tapi ini,” katanya sambil menunjukkan telepon genggamnya. Dengan kecanggihan teknologi komunikasi tersebut, masyarakat yang tidak siap akan mudah terbawa arus informasi yang menyesatkan.
Untuk itu, ia berpesan agar warga cerdas dan memahami mana informasi yang bermanfaat dan mana yang tidak. “Saya ini Islam keturunan, maksudnya, sejak lahir sudah Islam. Oleh karena itu, saya mencari tahu tentang Islam, maka Iqro’, bacalah, itu perintah Alquran supaya kita mempelajari lebih dulu,” tuturnya.
Pengajian ini selain mendapat dukungan dari pemerintah setempat, juga tokoh masyarakat ikut memberikan apresiasi. “Saya bangga sekali karena kelihatan ulama dengan umara (bersatu) luar biasa, khususnya di Balikpapan Barat, diundang semuanya hadir,” puji Drs Hasyim Ketua MUI Balikpapan Barat.
Menurutnya, jika ulama dan umara bersatu, satu irama, satu langkah, buahnya untuk mendapatkan ridha Allah Suhananahu wa Taala ini jalan. “Narkoba akan hilang, begal semuanya musnah,” tuturnya.
Ia berharap jika ulama dan umara bersatu, Insyaallah, semuanya bertanggung jawab untuk khususnya pada wilayahnya masing-masing, dan seluruh Balikpapan pada umumnya.
“Bagi ulama fokus pada pendidikan dan pembinaan. Bagi umara barangkali disamping memberikan motivasi pada ulama, menyatukan hatinya, menjamin keamanan yang kondusif, Insyaallah masyarakat tidak ragu-ragu lagi. Ini yang kita harapkan tentunya,” tuturnya.
Ia berharap ulama dan umara saling bekerjasama dalam membina masyarakat untuk meredam gejolak di wilayah masing-masing. (SA/LINES)