Ini Fungsi Pramuka di Lingkungan LDII
PRAMUKA penuh cerita tentang kegembiraan. Inilah yang membuat para remaja hingga dewasa gemar berpramuka. Dalam Pramuka diajarkan kesetiakawanan, kemandirian, kebersamaan, gotong royong, mencari solusi, dan tentu saja moralitas. Itulah mengapa Pramuka terbilang efektif dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa.
“Inilah yang melatari LDII membentuk gerakan kepanduan untuk menaungi berbagai Gugus Depan (Gudep) Pramuka di lingkungan warga LDII. Apalagi pemerintah telah membuat UU Tentang Gerakan Pramuka No 12 Tahun 2010 yang memungkinkan pembangunan karakter bangsa melalui gerakan kepanduan. Ini sejalan dengan tujuan Sako Persada Nusantara,” ujar Ketua Departemen Pemuda, Kepanduan, Olahraga, dan Seni Budaya DPP LDII Adityo Handoko.
Sejak 2010, LDII menggagas gerakan kepanduan, dan dalam setahun terakhir ini digagas Satuan Komunitas Sekawan Persada Nusantara (Sako NP). Cita-cita Sako NP mampu masuk dalam daftar Satuan Komunitas Nasional (Sakonas). Oleh karena itu, Sako NP harus memiliki minimal lima Satuan Komunitas Daerah (Sakoda), dan di setiap Sakoda minimal memiliki Sakocab yang terdiri dari lima Gugus Depan (Gudep). Sako NP rencananya akan membentuk Gudep di lingkungan masjid di lingkungan LDII.
Menurut Adityo Handoko, Sako NP telah memiliki sekitar 100 Gudep di Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta. Lantas apa fungsi Pramuka di lingkungan LDII? “Pramuka adalah wahana dakwah membangun moral dan karakter bangsa,” ujar Adityo Handoko. Adityo memisalkan program pembinaan generasi penerus LDII, Penggerak Pembina Generus (PPG) kerap dijalankan melalui Sako NP.
Pramuka berperan sebagai experential learning atau pembelajaran melalui pengalaman untuk penjiwaan kurikulum berdasarkan Alquran dan Alhadits, yang dibuat oleh PPG dengan tujuan Tri Sukses Generus, yaitu Alim, Faqih, Akhlaqul Karimah dan Mandiri. “Sako Nuansa Persada menjadi wahana untuk mengemas pembelajaran pemahaman quran dan hadits, menjadi experential learning,” kata Adityo Handoko.
Menurut Ketua Tim Persiapan Pembentukan Sako NP Herlan Maulana, Pramuka mampu menyemaikan semangat nasionalisme, sebagaimana semangat Sumpah Pemuda. Setia anggota Pramuka karakternya dibentuk melalui Dharma Pramuka. “Dalam Dharma Pramuka, generasi penerus bangsa dididik untuk bertakwa kepada Tuhan dalam mencintai alam dan mengasihi sesama manusia. Menjadi pribadi yang patuh dalam kesopanan, bersifat kesatria namun tidak egois karena suka bermusyawarah,” ujar Herlan Maulana.
Harapannya kelak, setiap anggota warga LDII yang menjadi anggota Pramuka tidak menjadi pemimpin yang tirani dan mengedepankan hawa nafsu, serta tidak peka terhadap lingkungan sekelilingnya. Dengan Pramuka akan lahir pemuda LDII yang selalu menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, dapat dipercaya karena suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Dengan Pramuka, generasi penerus akan menjalani kehidupannya secara hemat, cermat dan bersahaja, jauh dari kemewahan yang tak berarti. Sebagai rakyat, generasi muda LDII dalam kepanduan, selalu terampil dan selalu gembira dan tabah dalam menjalankan kepatuhannya. Setia dan disiplin pada peraturan serta berani dalam setiap perjuangan. Penuh ketabahan dalam menerima segala kondisi.
Herlan menambahkan, untuk pembentukan karakter itu diperlukan suatu kegiatan yang dilaksanakan di luar ruangan, karena sejak zaman pendiri boy scouts, Lord Robert Baden Powell selalu melakukan kegiatan kepanduan di luar ruangan, seperti kemah, baris berbaris dan upacara. “Di situlah karakter terbentuk,” ujar Herlan.
Menurut Edwin, Pramuka adalah pembentuk karakter bangsa agar Indonesia tak kehilangan segalanya sebagai sebuah bangsa. “If wealth is lost, nothing is lost, If health is lost, something is lost, but if character is lost, everything is lost,” ujar Edwin Sumiroza.(*)