Berita Nasional

Sekolah Virtual Kebangsaan LDII Dukung Penguatan Nasionalisme dan Pancasila

JAKARTA – Sekolah Virtual Kebangsaan (SVK) Seri I yang diselenggarakan oleh DPP LDII, bekerja sama dengan MPR RI, berlangsung secara hybrid pada Sabtu (23/11) di Gedung DPP LDII, Jakarta. Kegiatan ini dihadiri oleh pengurus LDII wilayah Jabodetabek dan disiarkan melalui 500 studio mini di seluruh Indonesia.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Singgih Januratmoko, yang hadir mewakili Wakil Ketua MPR Kahar Muzakir, mengungkapkan bahwa program ini sangat relevan untuk menanamkan semangat kebangsaan di tengah keberagaman Indonesia.

“Indonesia membutuhkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki cinta tanah air, memahami nilai-nilai Pancasila, dan menghargai keberagaman,” kata Singgih dalam sambutannya.

Singgih juga menyoroti dampak era digital terhadap nilai-nilai kebangsaan, yang tidak hanya memengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi, tetapi juga berpotensi mengancam ideologi bangsa.

“Ketika keluarga mengakses informasi di internet, mereka tidak hanya mendapatkan hiburan, tetapi juga dapat terpapar ideologi yang bertentangan dengan Pancasila, seperti radikalisme dan liberalisme,” tambahnya.

Untuk itu, Singgih menekankan pentingnya literasi wawasan kebangsaan sebagai langkah solutif dalam menghadapi tantangan ini.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Singgih Januratmoko, yang hadir mewakili Wakil Ketua MPR Kahar Muzakir. Foto: LINES
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Singgih Januratmoko, yang hadir mewakili Wakil Ketua MPR Kahar Muzakir. Foto: LINES
Sekolah Virtual Kebangsaan (SVK) Seri I yang diselenggarakan oleh DPP LDII, bekerja sama dengan MPR RI, berlangsung secara hybrid pada Sabtu (23/11) di Gedung DPP LDII, Jakarta. Foto: LINES
Sekolah Virtual Kebangsaan (SVK) Seri I yang diselenggarakan oleh DPP LDII, bekerja sama dengan MPR RI, berlangsung secara hybrid pada Sabtu (23/11) di Gedung DPP LDII, Jakarta. Foto: LINES
Foto bersama usai menggelar Sekolah Virtual Kebangsaan (SVK) Seri I yang diselenggarakan oleh DPP LDII, bekerja sama dengan MPR RI, berlangsung secara hybrid pada Sabtu (23/11) di Gedung DPP LDII, Jakarta. Foto: LINES
Foto bersama usai menggelar Sekolah Virtual Kebangsaan (SVK) Seri I yang diselenggarakan oleh DPP LDII, bekerja sama dengan MPR RI, berlangsung secara hybrid pada Sabtu (23/11) di Gedung DPP LDII, Jakarta. Foto: LINES

“Kita perlu kesadaran diri dengan mempelajari nilai-nilai luhur Pancasila dan jati diri bangsa kita agar tidak terjerumus pada ideologi yang merusak,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi inisiatif LDII dalam menyelenggarakan program ini, yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

Ketua Umum DPP LDII, KH. Chriswanto Santoso, menambahkan bahwa nasionalisme Indonesia menghadapi tantangan besar di tengah globalisasi dan neoliberalisme.

“Kita harus memiliki negara yang kuat, karena hanya negara yang kuat yang mampu melindungi rakyatnya,” ujar KH Chriswanto.

Ia juga menyebutkan bahwa penurunan kualitas kebangsaan bisa berasal dari dinamika internal bangsa, seperti ketimpangan sosial yang dapat memicu masalah etnik.

KH Chriswanto menegaskan bahwa Sekolah Virtual Kebangsaan adalah upaya LDII untuk membantu pemerintah memperkuat semangat nasionalisme dan wawasan kebangsaan.

“Kami percaya bahwa upaya ini sangat penting untuk masa depan bangsa, dan kami berharap para pengurus dan warga LDII menjadi pelopor dalam implementasi nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari,” jelasnya.

Senada dengan KH Chriswanto, Ketua DPP LDII, Singgih Tri Sulistiyono, menyampaikan pentingnya penguatan nilai-nilai Pancasila dalam empat pilar kebangsaan sebagai kunci menjaga persatuan Indonesia.

“Pancasila adalah fondasi persatuan bangsa kita, dan kita harus memperkuat pemahaman serta pengamalannya,” katanya.

Ia juga mengajak para pengurus LDII untuk melibatkan lebih banyak warga dalam kegiatan ini, agar kontribusi positif dapat dirasakan oleh masyarakat luas.

Singgih juga menekankan pentingnya kolaborasi antara organisasi kemasyarakatan dan lembaga negara untuk menyebarkan nilai-nilai kebangsaan.

“Kerja sama ini sangat penting untuk mengimplementasikan empat pilar kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat,” ungkapnya.

Sekolah Virtual Kebangsaan ini dihadiri oleh sejumlah narasumber akademisi terkemuka, di antaranya Prof. Yudi Latif, Prof. Irianto Widisuseno, dan Prof. Harry Truman Simanjuntak. Kegiatan ini juga melibatkan tokoh dari berbagai lembaga, termasuk Ketua PWNU DKI Jakarta, Syamsul Maarif, serta perwakilan Kejaksaan Agung.

(*/LINES)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *