Berita Nasional

DPP LDII Gelar Rakor Bidang KIM Bahas Algoritma Media Digital

JAKARTA – DPP LDII menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Komunikasi, Informasi dan Media (KIM) dan LDII News Network (LINES) secara daring melalui Zoom Meeting. Rakor dibuka Ketua Umum KH. Chriswanto Santoso dan diikuti peserta dari DPW dan DPD seluruh Indonesia, Sabtu (23/3).

“Zaman sekarang ini tidak bisa dipungkiri bahwa sebetulnya era sekarang ini adalah era digital, era media yang kita tidak bisa lagi menghindari dari segala sesuatu yang terkait dengan media dan digital,” tutur KH. Chriswanto Santoso mengawali sambutan.

Oleh karena itu, lanjutnya, di dalam melaksanakan dakwah Islam juga tidak lepas dari memanfaatkan media dan dunia digital ini. Namun, yang menjadi persoalan adalah teknologi digital saat ini memiliki algoritma yang lebih menekankan kepada yang sifatnya ekonomi.

“Tapi dunia digital ini, sebaik menurut yang kita ketahui, dibangun atas dasar kepentingan bisnis, kepentingan ekonomi,” ungkapnya.

Akibatnya, muncul istilah-istilah atau fenomena yang disebut dengan Post Truth, yakni era dimana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran.

“Oleh karena itu, mengingat bahwa media ini juga borderless, tidak ada sekat di dalamnya, bahkan cenderung algoritmanya karena sifatnya adalah pendekatan ekonomi, maka algoritma yang dibangun oleh dunia digital ini juga tidak mengindahkan etika, tidak mengindahkan nilai-nilai mulia, tidak mengindahkan tentang nilai-nilai kebajikan di dalam agama,” tandasnya.

Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso didampingi Rully Kuswahyudi dan Ludhy Cahyana saat memberikan sambutan pada Rakorbid KIM, di Kantor Pusat DPP LDII Jalan Patal Senayan Jakarta, Sabtu (23/3). Foto: LINES
Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso didampingi Rully Kuswahyudi dan Ludhy Cahyana saat memberikan sambutan pada Rakorbid KIM, di Kantor Pusat DPP LDII Jalan Patal Senayan Jakarta, Sabtu (23/3). Foto: LINES
Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso saat memberikan sambutan pada Rakorbid KIM, di Kantor Pusat DPP LDII Jalan Patal Senayan Jakarta, Sabtu (23/3). Foto: LINES
Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso saat memberikan sambutan pada Rakorbid KIM, di Kantor Pusat DPP LDII Jalan Patal Senayan Jakarta, Sabtu (23/3). Foto: LINES
Ketua DPW LDII Kalimantan Timur Prof. Krishna P Candra didampingi Sekretaris Wildan Taufik dan anggota KIM mengikuti dari di Kantor DPW LDII Kaltim. Foto: LINES Samarinda
Ketua DPW LDII Kalimantan Timur Prof. Krishna P Candra didampingi Sekretaris Wildan Taufik dan anggota KIM mengikuti Rakor dari di Kantor DPW LDII Kaltim. Foto: LINES Samarinda

Ia mencontohkan, ketika seseorang menggemari A, maka akan terus disuplai dengan A. “Bahkan kita juga disuplai dengan kebencian lawannya A. Pemilu kemarin menjadi sebuah momen yang kita bisa sama-sama melihat,” tuturnya.

Chriswanto menyayangkan pada akhirnya era digital tidak hanya dibangun tentang kebaikan yang menyenangkan, tetapi justru dibangun dengan kejelekan yang memiliki potensi menimbulkan perpecahan di masyarakat.

“Oleh karena itu, saudara-saudara sekalian, kita sebagai lembaga dakwah tentu mengangkat segala sesuatu dalam nilai-nilai, dalam bingkai nilai-nilai moralitas, etika. Itu yang harus kita angkat,” tutur KH. Chriswanto.

Ia mengingatkan pentingnya peran KIM, peran media, peran dunia digital di dalam meluruskan segala sesuatu, terkait dengan perjuangan yang dilakukan sebagai visi dan misi organisasi yaitu Lembaga Dakwah Islam Indonesia.

“Disinilah, peran penting perjuangan KIM di era media ini, di era digital ini dalam rangka kita meluruskan informasi-informasi dengan tujuan mengutamakan, mengedepankan nilai-nilai moral, nilai-nilai etika di atas nilai-nilai ekonomi yang sementara ini menjadi acuan dalam membangun dunia digital,” ajak KH. Chriswanto Santoso kepada peserta rakor.

Ia kemudian mendorong seluruh anggota KIM untuk meningkatkan kualitas diri agar bisa meluruskan segala sesuatunya dengan baik. “Sehingga warga kita itu disuplai dengan informasi-informasi yang betul-betul memang berkualitas dan benar,” tuturnya.

“Kalau perlu ada keahlian yang perlu ditingkatkan pada diri kita, maka kualitas diri ini menjadi penting,” ujarnya. Dengan memiliki kualitas yang baik, tambahnya, maka seseorang akan mampu membedakan apakah sebuah informasi itu hoaks atau bukan.

KH. Chriswanto Santoso juga mendorong agar seluruh anggota KIM terus mengembangkan diri seiring dengan kemajuan teknologi yang juga terus berkembang pesat.

Ia mengingatkan, bukan hanya sekedar mampu membedakan informasi hoaks atau bukan, tetapi juga harus mampu menyusun informasi faktual yang menjadi trend dan konsumsi masyarakat yang menyenangkan dan terkini.

Lebih lanjut, sejalan dengan hal itu, Ketua DPP LDII Rully Kuswahyudi mengatakan bahwa kinerja KIM saat ini dinilai telah memiliki kualitas lebih baik dan lebih berkembang dibanding sebelumnya. Namun, diakuinya di beberapa daerah berjalan belum optimal.

Untuk itu, Rully terus berupaya mendorong digelarnya pelatihan jurnalistik di beberapa wilayah di Indonesia dalam rangka peningkatan kuantitas dan kualitas publikasi.

“Insya Allah ada pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar di wilayah Kalimantan, bulan Mei 2024 di Kota Balikpapan. Jadi, nanti teman-teman, dari yang terdekat, yang mau bergabung bisa nanti bergabung di Balikpapan,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Departemen KIM DPP LDII Ludhy Cahyana juga menaruh perhatian dengan adanya algoritma media digital saat ini. Dampak yang ditimbulkan algoritma tersebut mampu membuat masyarakat terkotak-kotak dalam gelembung opini.

“Kita makin membenci orang lain, tapi makin mencintai apa yang kita cinta ya. Gara-gara itu tadi, algoritma YouTube mendorong orang supaya terus saling bermusuhan, supaya terjadi perbedaan pendapat terus-menerus, dan karena itu mereka jadi laku,” sesalnya.

Atas dasar itu, menurutnya, yang menjadi dasar latar belakang terbentuknya Pokja (Kelompok Kerja) KIM dan menjadi pemikiran pengurus di Departemen KIM DPP LDII.

“Jadi, kita mengalami pertukaran informasi yang semacam lompatan kuantum, dari old media menjadi new media,” tuturnya.

Menurutnya, old media memiliki ciri komunikasi yang searah seperti media massa cetak, koran, televisi yang tidak menyediakan umpan balik langsung atau feedback.

Berbeda dengan era new media seperti media sosial facebook atau instagram yang juga dimiliki media massa sehingga memungkinkan adanya interaksi aktif antara pengguna dengan penyedia berita.

Oleh karena itu, di era new media, Ludhy mengingatkan anggota KIM juga harus makin sigap dan cekatan dalam memproses dan memproduksi informasi secara benar, dengan data yang benar, faktual, dan jauh dari hoaks.

“Dan yang terakhir paling penting adalah kebenaran. Karena adanya new media, otomatis kebenaran itu bukan berdasarkan fakta, tapi berdasarkan trending topic,” pungkasnya.

(SA/LINES)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *